Sondag 27 Julie 2014

Kota Mulia Puncak Jaya Papua antara Keindahan Alam dan Kehangatan Warganya



 Berpose di kota Kabupaten Puncak Jaya dengan latar belakang pegunungan. (

Masyarakat Indonesia mengenal tanah Papua sebagai daerah yang kaya akan sumber daya alam pertambangan. Ternyata anggapan itu kurang tepat manakala kami menyusuri Kota Mulia, ibukota kabupaten Puncak Jaya. Tanah Papua sangat mencolok keindahan alamnya dan kehangatan warganya. 

Secara geografis, Puncak Jaya berada pada posisi 137°15” – 138°15’’ bujur timur dan 2°70” – 3°90” lintang selatan, merupakan bagian dari kawasan Pegunungan Tengah Provinsi Papua, dengan ketinggian rata-rata 4.500 m di atas permukaan laut. Dengan demikian wilayah ini 95% merupakan kawasan perbukitan dan pegunungan dengan struktur tanah yang berbatu-batu. 

Secara Administratif Kabupaten Puncak Jaya memiliki batas-batas sebagai berikut : Sebelah Utara: berbatasan dengan Kabupaten Mamberamo Tengah; Sebelah Timur: berbatasan dengan Distrik Karubaga Kabupaten Tolikara; Sebelah Selatan: berbatasan dengan Distrik Agadugume Kabupaten Puncak, dan distrik Tiom Kabupaten Lanny Jaya; Sebelah Barat: berbatasan dengan Distrik Sinak, Distrik Pogoma dan Distrik Doufo Kabupaten Puncak.

Keindahan Terasa Saat Turun Pesawat..
Meski tidak gampang untuk mencapai Kota Mulia, namun rasa penat dan ketegangan didalam pesawat skytruck pupus sudah saat menginjakkan kaki di bandara Mulia, Puncak Jaya. Hembusan lembut udara khas pegunungan menyeruak diantara pepohonan sekitar bandara yang hanya memiliki panjang landasan 800 m ini. Oleh karenanya bandara ini hanya dapat didarati oleh pesawat berukuran kecil seperti caravan, Pilatus dan mini twin otter.

Keluar dari Bandara langsung disuguhi dengan hamparan pengunungan yang meneduhkan hati. Memasuki kota serasa berada tengah-tengah mangkok, yang dikitari gunung gemunung. Bila menengok ke kanan, ke kiri, ke depan dan ke belakang, yang ada hanyalah gunung-gunung dengan lerengnya yang hijau menyerupai bentangan karpet hijau. Penulis teringat kawasan pegunungan Alpen yang membujur sepanjang Swiss-Austria, seluas mata memandang yang terhampar hanyalah punggung dan lekuk pegunungan. Begitupun yang penulis rasakan manakala memasuki kota Mulia. Keluar dari bandara, sebelah kanan berdiri kalasis Alkitab yang memiliki puluhan honai sebagai tempat mess acara-acara gereja. Sebelah kiri pasar mama-mama dengan latar gunung yang berdiri dengan gagahnya. 

Bila menengok ke depan seolah berada dibawah lereng gunung nan hijau. Kota Mulia ini merupakan ibukota kabupaten Puncak Jaya. Di Kabupaten ini  pada  tahun 2012 jumlah penduduknya mencapai 180.749 jiwa, tersebar di 8 distrik, 302 kampung dengan luas wilayah 6.319 KM2 . 

Tidak mudah mencapai daerah cantik nan rupawan ini. Transportasi orang dan barang hanya bisa dilakukan dengan angkutan pesawat udara. Transportasi ke Puncak Jaya merupakan salah satu yang termahal di Papua juga di Indonesia. Biaya transportasi dari Jayapura ke Puncak Jaya (masih dalam satu Provinsi) lebih mahal biayanya dari pada dari Jayapura menuju ke Provinsi lain seperti dari Jayapura menuju Surabaya atau Jakarta.

Saking terbatasnya angkutan udara, tarif angkutan didasarkan pada berat ‘barang’. Jadi kalo kita mau menggunakan pesawat, maka kita akan ditimbang berapa kg bobot kita. Semakin berat badan kita maka semakin mahal tarifnya. Per kilo besarnya tarif yaitu Rp. 49.500. artinya, kalau berat badan kita 100 kg, maka ongkos pesawat kita sebesar Rp.
4.950.000.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking