Maandag 22 September 2014

Puisi & Syair indah para pujangga

Wajahmu yang dulu samar dalam bayangan kini makin nyata terlihat tiap hembusan nafasmu mendenyutkan seluruh nadiku perkataanmu membuaiku sampai tak terasa tanah yang kupijak Aku merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya Kebahagiaan yang tidak pernah kurasakan Tak ingin berakhir aku takut berakhir lagi aku ingin selamanya begini Ku ingin waktu berhenti di detik ini saat tangan saling bertautan saat mata saling berpandangan kuingin selamanya begini aku menyayangimu dan tak mau kehilangan Tuhan, mengapa kebahagiaan begitu mahal bagiku Tiap kali ingin menarik bibir untuk seuntai senyuman seluruh nadi tersentak untuk menahan agar kebahagiaan tidak untukku Apakah aku ada hanya untuk memberi kebahagiaan? lalu bagaimana dengan diriku… ingin lepas dari penjara hati dan berlari jauh menuju kebahagiaanku yang meski hanya sesaat tapi kuberdoa ini untuk selamanya Engkau bukan yang paling sempurna tetapi yang paling mendekat di hati maka sempurnalah engkau bagiku kuharap aku selalu menjadi yang terpenting dalam hatimu


Sakitnya Mencintai

Setiap Waktu
Setiap Keadaan
Hanya ada kamu difikiranku

Setiap langkah
Setiap irama
Yang Terfikir hanya dirimu

Tapi....
Apa yang kau beri padaku
Sayatan Luka
Tetesan Asam dihatiku

Kau tak pernah tau besarnya cintaku
kau tak pernah berfikir tentang cinta ku
kau tak menghiraukan cintaku

dan kau tak tau betapa sakitnya untuk mencintai mu...



"Aku Sayang Kamu"

Aku sayang kamu..
Walau kadang..
Aku hanya diam tanpa mampu
mengucapkannya padamu..
Aku cinta kamu..
Walau aku tak bisa berbuat hal..
Yang dapat menunjukkan cintaku
padamu..
Aku ingin memilikimu.
Walau aku tak bisa mengekang hidupmu..
Tuk slamanya hanya agar ada disisi ku..

Aku bahagia...
Jika terus memikirkan dirimu dimalam
sebelum tidurku..
Jika terus berdiri disampingmu dan
memeluk erat lenganmu..

Senyummu..
Membuat indah duniaku..
Dikala kau terus tersenyum dan
memandangiku..
Aku bahagia bersama mu..
Karena kamu adalah segalanya buatku..

Buat terus aku dalam pelukanmu..
Buat terus aku tersenyum karenamu..
Aku sayang kamu..
Aku cinta kamu..

Sakit Hati – Tenggelam

Aku sedih dengan ukiran yang indah memuja akan dunia
Luka yang memahat
Luka yang begitu menusuk
Luka yang menghunjam jantungku
Tpai tidak ada yang tahu bahwa aku kecewa dalam cerita

Sampai untuk berpikir tentang cinta
Dengan hati bukan mata rasakan cinta
Untuk kehilangan akal sehat
Dan untuk membuat aku tenggelam

Tenggelam dalam kesedihan
Tenggelam dalam kepedihan dan kehancuran
Dengan semua janji-janji busukmu
Dengan semua janji-janji palsumu
Membuat sayap ini patah dan mati

Aku menangis meratapi takdir
Merasakan seakan dunia ini tak berarti lagi
Dan kini hanya kesedihan, kekecewaan yang menemaniku

Cinta ingguh aku tidak mengerti




Seorang Guru

Seorang guru di Australia pernah berkata:

“Kami tidak terlalu khawatir jika anak2 sekolah dasar kami tidak pandai Matematika” kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri.”

“Sewaktu ditanya mengapa dan kok bisa begitu ?” Kerena yang terjadi di negara kita justru sebaliknya.

Inilah jawabannya:

Karena kita hanya perlu melatih anak selama 3 bulan saja secara intensif untuk bisa Matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 Tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran berharga di balik proses mengantri. Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka anak menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dsb. Karena biasanya hanya sebagian kecil saja dari murid-murid dalam satu kelas yang kelak akan memilih profesi di bidang yang berhubungan dengan Matematika. Sementara SEMUA MURID DALAM SATU KELAS ini pasti akan membutuhkan Etika Moral dan Pelajaran Berharga dari mengantri di sepanjang hidup mereka kelak. ”Memang ada pelajaran berharga apa dibalik MENGANTRI ?”

”Oh iya banyak sekali pelajaran berharganya;”

Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal. Anak belajar bersabar menunggu gilirannya tiba terutama jika ia di antrian paling belakang. Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal dan tidak saling serobot merasa diri penting.. Anak belajar berdisiplin dan tidak menyerobot hak orang lain. Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri) Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan mengobrol dengan orang lain di antrian. Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya. Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang. Anak belajar disiplin, teratur dan kerapihan. Anak belajar memiliki RASA MALU, jika ia menyerobot antrian dan hak orang lain. Anak belajar bekerjasama dengan orang2 yang ada di dekatnya jika sementara mengantri ia harus keluar antrian sebentar untuk ke kamar kecil. Anak belajar jujur pada diri sendiri dan pada orang lain.

dan mungkin masih banyak lagi pelajaran berharga lainnya, silahkan anda temukan sendiri sisanya.

Saya sempat tertegun mendengarkan butir-butir penjelasannya. Dan baru saja menyadari hal ini saat satu ketika mengajak anak kami berkunjung ke tempat bermain anak Kids Zania di Jakarta.

Apa yang di pertontonkan para orang tua pada anaknya, dalam mengantri menunggu giliran sungguh memprihatinkan.

Ada orang tua yang memaksa anaknya untuk ”menyusup” ke antrian depan dan mengambil hak anak lain yang lebih dulu mengantri dengan rapi. Dan berkata ”Sudah cuek saja, pura-pura gak tau aja !!” Ada orang tua yang memarahi anaknya dan berkata ”Dasar Penakut”, karena anaknya tidak mau dipaksa menyerobot antrian. Ada orang tua yang menggunakan taktik dan sejuta alasan agar anaknya di perbolehkan masuk antrian depan, karena alasan masih kecil capek ngantri, rumahnya jauh harus segera pulang, dsb. Dan menggunakan taktik yang sama di lokasi antrian permainan yang berbeda. Ada orang tua yang malah marah2 karena di tegur anaknya menyerobot antrian, dan menyalahkan orang tua yang menegurnya. dan berbagai macam kasus lainnya yang mungkin anda pernah alami juga?

Ah sayang sekali ya.... padahal disana juga banyak pengunjung orang Asing entah apa yang ada di kepala mereka melihat kejadian semacam ini?

Ah sayang sekali jika orang tua, guru, dan Kementrian Pendidikan kita masih saja meributkan anak muridnya tentang Ca Lis Tung (Baca Tulis Hitung), Les Matematika dan sejenisnya. Padahal negara maju saja sudah berpikiran bahwa mengajarkan MORAL pada anak jauh lebih penting dari pada hanya sekedar mengajarkan anak pandai berhitung.

Ah sayang sekali ya... Mungkin itu yang menyebabkan negeri ini semakin jauh saja dari praktek-praktek hidup yang beretika dan bermoral?

Ah sayang sekali ya... seperti apa kelak anak2 yang suka menyerobot antrian sejak kecil ini jika mereka kelak jadi pemimpin di negeri ini?

Semoga ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua para orang tua juga para pendidik di seluruh tanah air tercinta. Untuk segera menyadari bahwa mengantri adalah pelajaran sederhana yang banyak sekali mengandung pelajaran hidup bagi anak dan harus di latih hingga menjadi kebiasaan setiap anak Indonesia. Mari kita ajari generasi muda kita untuk mengantri, untuk Indonesia yang lebih baik..

Semoga bermanfaat...



Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking