Donderdag 22 Januarie 2015

OPM Ancam Perang jika Polisi Tak Bebaskan Rambo









TEMPO.COJayapura - Menyikapi penangkapan beberapa anggota kelompok sipil bersenjata di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, sebelumnya, Puron Wenda yang mengaku Panglima Komando Organisasi Papua Merdeka (OPM) wilayah Pilia, Lanny Jaya, Papua, menelepon wartawan di Kota Jayapura melalui telepon selulernya dengan menebar ancaman perang. 

Bahkan dalam teleponnya itu, Puron mengaku akan mencari setiap warga pendatang atau non-Papua yang ada di seluruh Papua, jika polisi tidak segera membebaskan Rambo Wenda. "Kami minta polisi segera melepaskan rekan kami Rambo Wenda. Kami beri waktu dua hari, bila tidak, maka kami bersama seluruh rakyat Papua nyatakan perang dan akan menjadikan seluruh warga non-Papua yang ada di Papua sebagai target," katanya melalui telepon selulernya, Selasa, 28 Oktober 2014. (Baca: Aparat Gabungan Papua Tangkap Kelompok Rambo)

Puron juga mengklaim sudah menghubungi Kapolda Papua Irjen Yotje Mende, guna meminta pembebasan terhadap rekannya. "Rambo adalah rekan saya seperjuangan di dalam OPM. Dia prajurit kami, dulunya dari Puncak Jaya kemudian ke Lanny Jaya, kami dulu sama-sama menyerang Polsek Pirime. Nama asli Rambo Wenda adalah Enggangranggo Wenerengga. Tapi dia dijuluki Rambo karena prajurit tangguh, yakni mampu berperang melawan aparat, disebut Rambo," jelasnya.

Dari data yang didapat, Rambo Wenda mulai dikenal saat berhasil menyerang Pos Polisi Tingginambut, Puncak Jaya, Januari 2009. Dia menyita beberapa pucuk senjata jenis SS1 milik polisi. Atas keberhasilannya itu, Rambo kemudian diberikan wilayah kekuasaan di Kali Semen Mulia, ibu kota Puncak Jaya.

Tahun 2011 setelah pemekaran Lanny Jaya, OPM kemudian mekar dengan lahirnya Komando Daerah Operasi (Kodap) Pilia. Rambo lantas bergabung dengan Puron Wenda. Mereka kemudian menyerang Polsek Pirime lalu menewaskan 3 anggota polisi serta merampas senjata apinya.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking